Profil Desa Kalipuru

Ketahui informasi secara rinci Desa Kalipuru mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kalipuru

Tentang Kami

Desa Kalipuru di Kepil, Wonosobo, memukau dengan fenomena alam Watu Tedeng, sebuah sungai beralaskan lempeng batu yang unik. Desa ini juga menjadi pusat pelestarian seni Kuda Kepang "Turonggo Mudho" sambil bertumpu pada ekonomi dari kebun Salak Pondoh.

  • Keajaiban Geologis Watu Tedeng

    Kalipuru memiliki Watu Tedeng, sebuah destinasi wisata rintisan berupa sungai dengan dasar lempeng batu alam yang datar dan luas, menjadi daya tarik utama yang unik.

  • Benteng Kesenian Kuda Kepang

    Desa ini merupakan basis dari grup kesenian tradisional "Kuda Kepang Turonggo Mudho" yang aktif, menjadikannya salah satu pusat pelestarian budaya lokal yang penting.

  • Pilar Ekonomi Agribisnis Salak Pondoh

    Perekonomian mayoritas masyarakat desa ditopang secara kokoh oleh sektor agribisnis, dengan Salak Pondoh sebagai komoditas unggulan utama.

XM Broker

Terletak di antara perbukitan subur Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Kalipuru menyimpan sebuah keunikan yang membedakannya dari desa-desa lain di sekitarnya. Desa ini adalah rumah bagi Watu Tedeng, sebuah fenomena geologi langka berupa sungai beralaskan lempeng batu alam yang datar dan megah. Pesona alam yang masih tersembunyi ini berpadu secara harmonis dengan denyut kebudayaan yang kental, terutama melalui eksistensi grup kesenian Kuda Kepang "Turonggo Mudho" yang melegenda. Dengan topangan ekonomi yang kuat dari sektor agribisnis Salak Pondoh, Kalipuru memancarkan potret sebuah desa yang kaya akan potensi alam, budaya dan sumber daya manusia.

Geografi dan Demografi Desa Kalipuru

Secara geografis, Desa Kalipuru berada di wilayah dengan kontur alam yang dinamis, terdiri dari perbukitan, lembah, dan aliran sungai yang menjadi urat nadi kehidupan. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Kepil Dalam Angka 2023", Desa Kalipuru memiliki luas wilayah sebesar 2,88 km² atau setara dengan 288 hektare. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai area perkebunan, ladang, dan permukiman yang tertata mengikuti alur lanskap alam.Adapun batas-batas wilayah administratif Desa Kalipuru meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Ngalian

  • Berbatasan dengan Desa Warangan

  • Berbatasan dengan Desa Tegeswetan

  • Berbatasan dengan Desa Gadingrejo

Pada akhir tahun 2022, BPS mencatat jumlah penduduk Desa Kalipuru sebanyak 2.909 jiwa, yang tersebar di 6 dusun. Dengan luas wilayah yang ada, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.010 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografi ini menjadi fondasi sosial yang kuat dalam menggerakkan roda pembangunan dan melestarikan tradisi secara turun-temurun.

Watu Tedeng: Pesona Lantai Batu Alam di Jantung Desa

Daya tarik paling istimewa dari Desa Kalipuru adalah Watu Tedeng, yang secara harfiah berarti "batu yang dijadikan atap atau peneduh", atau lebih dikenal sebagai wisata Batu Lempeng. Destinasi yang berada di aliran Sungai Pabelan ini bukanlah sungai biasa. Dasarnya terbentuk dari lempengan batu alam yang sangat lebar, rata, dan solid, menciptakan pemandangan yang seolah-olah merupakan lantai atau paving buatan alam raksasa.Air sungai yang jernih mengalir tipis di atas permukaan batu lempeng ini, menjadikannya tempat yang aman dan menyenangkan untuk bermain air, bersantai, atau sekadar menikmati keindahan alam. Di sekelilingnya, tebing-tebing hijau dan rimbunnya pepohonan menambah suasana asri dan menenangkan. Keunikan ini menjadikan Watu Tedeng sebagai "surga tersembunyi" yang memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi destinasi ekowisata andalan.Pengembangan Watu Tedeng saat ini masih dalam tahap rintisan, digerakkan oleh inisiatif Pemerintah Desa (Pemdes) bersama Karang Taruna dan masyarakat setempat. Secara gotong royong, mereka telah membuka dan memperbaiki akses jalan, membangun beberapa gazebo sederhana, dan terus berupaya menjaga kebersihan lokasi. Menurut cerita rakyat yang berkembang, tempat ini juga memiliki nilai historis dan spiritual, diyakini pernah menjadi tempat persinggahan tokoh-tokoh penting di masa lalu, yang menambah kedalaman daya tarik Watu Tedeng.

Denyut Nadi Budaya: Geliat Kuda Kepang Turonggo Mudho

Kekayaan Desa Kalipuru tidak hanya terletak pada alamnya, tetapi juga pada jiwanya, yaitu kebudayaan. Desa ini merupakan basis dari salah satu grup kesenian tradisional yang cukup dikenal di Wonosobo, yaitu "Kuda Kepang Turonggo Mudho". Berasal dari Dusun Deles, grup seni ini menjadi benteng pelestarian tari Kuda Kepang (jaran kepang) yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.Kuda Kepang Turonggo Mudho secara aktif berlatih dan sering diundang untuk tampil di berbagai acara, mulai dari perayaan desa seperti merti dusun, hajatan warga, hingga festival budaya di tingkat kabupaten. Penampilan mereka yang enerjik, diiringi oleh musik gamelan yang khas, selalu berhasil memukau penonton. Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis tentang semangat, kepahlawanan, dan hubungan antara manusia dengan alam dan kekuatan gaib.Keberadaan grup seni yang mapan seperti Turonggo Mudho menunjukkan bahwa masyarakat Kalipuru memiliki ikatan yang kuat dengan tradisi leluhur. Regenerasi penari dan penabuh gamelan terus berjalan, memastikan bahwa kesenian ini tidak akan lekang oleh zaman. Bagi Desa Kalipuru, kesenian Kuda Kepang adalah identitas dan sumber kebanggaan yang memperkaya khazanah budaya lokal.

Kekuatan Ekonomi dari Kebun Salak

Sebagai penopang utama kehidupan sehari-hari, sektor agribisnis memegang peranan vital di Desa Kalipuru. Komoditas unggulan yang menjadi andalan mayoritas penduduk ialah Salak Pondoh. Lahan perbukitan yang subur sangat cocok untuk budidaya tanaman salak, yang buahnya dikenal memiliki rasa manis dan tekstur renyah.Hampir setiap keluarga di Kalipuru memiliki kebun salak, baik dalam skala kecil di pekarangan rumah maupun dalam skala besar sebagai sumber pendapatan utama. Siklus ekonomi desa banyak dipengaruhi oleh masa panen salak. Hasil panen kemudian dijual kepada para pengepul yang datang ke desa, untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai pasar di Wonosobo dan kota-kota sekitarnya. Pertanian salak ini menyediakan lapangan kerja dan menjadi jaring pengaman ekonomi yang telah teruji selama puluhan tahun.

Pembangunan Berbasis Komunitas: Merintis Jalan Desa Wisata

Melihat potensi besar yang dimiliki, Desa Kalipuru kini tengah merintis jalan untuk menjadi sebuah desa wisata yang terintegrasi. Pemerintah Desa, bersinergi dengan Karang Taruna dan tokoh masyarakat, menjadi garda terdepan dalam merencanakan dan mengeksekusi pembangunan. Prioritas utama saat ini adalah pengembangan infrastruktur di kawasan Watu Tedeng, termasuk perbaikan akses jalan, penyediaan fasilitas dasar seperti toilet dan area parkir, serta penataan lingkungan agar lebih menarik.Visi jangka panjangnya adalah mengemas potensi alam dan budaya menjadi satu paket wisata yang utuh. Wisatawan tidak hanya diajak menikmati keindahan Watu Tedeng, tetapi juga dapat disuguhi pertunjukan seni Kuda Kepang Turonggo Mudho, atau bahkan belajar langsung tentang budidaya Salak Pondoh dari para petaninya. Dengan model pembangunan berbasis komunitas yang kuat, Desa Kalipuru memiliki optimisme besar untuk mewujudkan impiannya menjadi salah satu destinasi unggulan yang menawarkan pengalaman otentik tentang alam dan budaya Wonosobo.